Usaha laundry kiloan atau laundry rumahan terlihat sederhana, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, keuangan bisa cepat berantakan. Banyak pemilik laundry yang bingung ke mana perginya uang, padahal pelanggan banyak dan mesin selalu bekerja setiap hari.
Kunci menjaga usaha tetap berjalan lancar adalah dengan mengelola keuangan harian secara disiplin. Berikut beberapa tips praktis yang bisa diterapkan dalam bisnis laundry.
1. Pisahkan Uang Usaha dan Uang Pribadi
Kesalahan paling umum dalam usaha kecil adalah mencampur uang pribadi dengan uang usaha. Misalnya, uang pembayaran pelanggan langsung dipakai belanja kebutuhan rumah tangga. Hal ini membuat catatan keuangan tidak jelas.
👉 Solusi: buka rekening bank khusus usaha laundry dan gunakan hanya untuk transaksi bisnis.
2. Catat Semua Pemasukan Setiap Hari
Setiap kali ada pelanggan yang membayar, meskipun jumlahnya kecil, wajib dicatat. Contoh:
- Pelanggan A = 5 kg x Rp7.000 = Rp35.000
- Pelanggan B = 3 kg x Rp7.000 = Rp21.000
- Total pemasukan hari itu = Rp56.000
Dengan pencatatan harian, pemilik usaha bisa tahu rata-rata pendapatan per hari dan memperkirakan target bulanan.
3. Catat Pengeluaran Harian
Selain pemasukan, pengeluaran harian juga harus dicatat. Misalnya:
- Beli deterjen = Rp50.000
- Beli pewangi = Rp25.000
- Bayar listrik token = Rp100.000
Pengeluaran kecil ini jika tidak dicatat akan “menggerogoti” keuntungan.
4. Gunakan Buku Kas Harian atau Aplikasi Keuangan
Pemilik laundry bisa menggunakan buku kas sederhana atau aplikasi keuangan di smartphone untuk mencatat transaksi. Dengan sistem ini, arus kas bisa langsung terlihat, dan laporan bulanan mudah dibuat.
5. Tentukan Biaya Operasional Harian
Usaha laundry punya biaya rutin seperti listrik, air, deterjen, pewangi, plastik, hingga gaji karyawan. Pemilik usaha perlu membagi biaya bulanan menjadi perkiraan harian. Contoh:
- Biaya operasional bulanan = Rp9.000.000
- Dibagi 30 hari = Rp300.000 per hari
Jika pendapatan harian lebih rendah dari biaya operasional harian, artinya usaha perlu meningkatkan order atau menekan biaya.
6. Simpan Struk dan Bukti Transaksi
Jangan buang struk pembelian deterjen, pewangi, atau pembayaran listrik. Simpan semua bukti transaksi untuk dicatat dalam laporan keuangan bulanan. Ini membantu jika suatu saat ada selisih catatan.
7. Siapkan Dana Darurat Usaha
Sisihkan sebagian keuntungan harian atau bulanan untuk dana darurat. Dana ini bisa digunakan jika mesin rusak, dryer harus diperbaiki, atau ada kenaikan biaya listrik mendadak.
8. Kontrol Stok Bahan Harian
Stok deterjen, pewangi, dan plastik harus dipantau setiap hari. Jika terlalu boros pemakaian, biaya variabel bisa membengkak. Membeli stok dalam jumlah besar (borongan) biasanya lebih murah dan menghemat pengeluaran.
9. Lakukan Rekap Harian Menjadi Laporan Mingguan
Setiap akhir hari, catatan pemasukan dan pengeluaran ditutup (closing kas). Lalu setiap akhir minggu, buat rekap untuk melihat:
- Total pemasukan minggu ini
- Total pengeluaran minggu ini
- Laba bersih minggu ini
Dengan begitu, pemilik laundry bisa cepat tahu apakah ada kebocoran keuangan.
10. Disiplin dalam Mengambil Keuntungan
Banyak pemilik laundry langsung mengambil semua uang harian untuk kebutuhan pribadi. Padahal, keuntungan harus dihitung setelah semua biaya ditutup.
👉 Ambil keuntungan secara mingguan atau bulanan, bukan harian, agar arus kas lebih stabil.